Sabtu, 16 Juni 2012

Latar balakang

A.    LATAR BELAKANG
Potensi tumbuhan sebagai sumber penemuan senyawa obat sampay saat ini belum dimanfaatkan secara maksimal. Sekitar 250.000-500.000 spesies tumbuhan yang ada di dunia saat ini, tercatat hanya sekitar 6 % yang telah dilakukan pengujian bioktivitasnya, dan hanya sekitar 15 % yang telah diteliti kandungan kimianya diketahui satu tumbuhan mengandung ribuan senyawa metabolit sekunder yang diyakini sangat berperan sebagai penghasil senyawa kimia yang memiliki aktivitas farmakologis. Penemuan senyawa kimia dalam tumbuhan merupakan tantangan bagi para ilmawan yang kedepannya dapat dimanfaatkan sebagai obat (supriadi, 1999).
Indonesia adalah suatu Negara kepulauan yang memiliki hutan tropika terbesar kedua didunia  kaya dengan keanekaragaman hayati dan dikenal sebagai salah satu dari 7 (tujuh) Negara “megabidifersity” kedua setelah Brazilia  (Ersam, 2004). Di hutan tropis Indonesia terdapat 30.000 spesies tumbuhan. Dari jumlah tersebut sekitar 9.600 spesies diketahui berkhasiat obat, tetapi baru 200 spesies yang telah dimanfaatkan sebagai bahan baku pada industry obat tradisional (Tjitrosoepomo, G., 2005).
Salah satu jenis tumbuhan yang terdapat di Indonesia khususnya diwilayah Sulawesi Tenggara sebagai wilayah tropis yang berada pada garis Wallace dengan keanekaragaman tumbuhan yang melimpah adalah kapulaga menurut syukur dan hermani (2001), di Indonesia dikenal ada dua spesies keluarga, yaitu kapulaga local dan kapulaga sebrang. Jenis kapulaga local merupakan tumbuhan asli Indonesia yang banyak dibudidyakan di Jawa, Sumatera, dan Semenanjung Malaya. Sementara kapulaga sabrang dating ke Indonesia diintroduksi dari india sejak pertengahan abad ke delapan belas. Dalam perdagangan internasional, kapulaga local dikenal sebagai true cardamom. Perbedaan penyebut ini didasarkan karena perbedaan kandungan minyak atsiri. Kapulaga sabrang mengandung 3,5-7 % minyak atsiri, sedangkan kapulaga local hanya 2,4 %.
Kapulaga local (Amonum cardamomum) dari family Zingiberaceae adalah salah satu jenis tanaman yang digunakan masyarakat Sulawesi Tenggara sebagai obat tradisional, antara lain rimpang pada akar sebagai obat penghilang bau mulut  obat batuk dan menurunkan panas (sebagai antipiretikum). Bagian batang tanaman digunakan sebagai obat menurunkan panas (demam), sedangkan buahnya dipergunakan untuk bahan penyedap dan penyegar makanan serta minuman. Buah juga berkhasiat menghilangkan rasa gatal pada tenggorokan, sebagai obat batuk, dan obat sakit perut (Tjitrosoepomo), 2005).
Menurut setyawan (2003), kandungan kimia utama Zingiberaceae adalah minyak atsiri. Minyak ini tersimpan dalam sel-sel parenkim yang termodifikasi dan terdapat di semua jaringan terutama rimpang. Selain hidrokarbon terpen dan alcohol sebagai komponen minor dengan dominannya 1,8-cineole dan α-terpiny1 acetate, adalah methy eugenol juga telah diidentifikasi aroma dasar kapulaga dihasilkan oleh kombinasi komponen mayor, α-terpiny1 acetate dan 1,8-cineole (korikanthimath, 2006). Penelitian mengenai senyawa metabolit sekunder dari kapulaga umumnya lebih mengarah kekandungan minyak atsiri atau pada fraksi non polar.
Kapulaga (A. cardamomum) memiliki kopmosisi kimia yang berbeda-beda tergantung varietas daerah dan umur tanaman. Tanaman A. cardamomum dari daerah Sulawesi Tenggara ini belum banyak diselidiki, sehingga memberi peluang besar mendapatkan senyawa-senyawa dan bioktifitas berbeda dan baru.
Berdasarkan uraian di atas maka perlu diisolasi metabolit sekunder dan rimpang A. cardamomum pada fraksi metanol, dan mengefaluasi aktifitas biologisnya terhadap bakteri meliputi Escherichia coli, Staphylococcus aureus, dan Streptococcus sp. Serta jamur meliputi Rhizopus sp., Penicillium sp., dan Aspergillus niger.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar